My Blog " Dihya Berty "

My Blog " Dihya Berty "

Minggu, 09 Desember 2012

Jurnalis, Pengabdi Mandat Kepentingan Publik di Era Keterbukaan Informasi


Kebebasan pers dan keterbukaan informasi’ sebuah tema yang kutip dan di gamblangkan dalam acara Stadium General (22/11), di kampus STAIN Jurai Siwo Metro. sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan lagi Kebebasan pers dan keterbukaan informasi’. Para jurnalis sebagai pengabdi mandat kepentingan publik pada era keterbukaan informasi. Dan pers yang merdeka dan bebas saat ini, ibarat harus terus dapat hidup di taman yang dipenuhi kata-kata. Menjaganya menjadi tetap bermakna. Mengingat kata-kata dari pena seorang jurnalis lebih tajam dari pedang bayonet yang menghunus.

Pers yang bebas dan terbuka itu bukan berarti dapat dengan sesukanya menggunakan kata-kata yang hiperbola, bombastis, sarkastis dan emosional. Serta bukan mendramatisasi dan melebih-lebihkan fakta dan peristiwa tanpa dibarengi dengan fakta yang utuh sebagai dasar mengungkapkan kebenaran secara beretika. Diperlukan tetap mengedepankan kesantunan, memiliki tanggung jawab sosial dan memperhitungkan dampaknya.


Hal tersebut diatas disampaikan oleh Budisantoso Budiman, salah satu pembicara dalam Stadium General acara Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Lanjut (PJMTL) se-Indonesia Season 3 Jum’at 23/11. Acara yang dimulai di gedung Serba Guna STAIN dihadiri oleh 150 peserta Stadium General yang terdiri dari pelajar dan umum, 15 peserta PJMTL dari LPM Se-Indonesia, selebihnya dihadiri oleh undangan dari berbagai pihak. Unit Kegiatan Pers Mahasiswa KRONIKA sebagai penyelenggara kegiatan menggagas kembali kegiatan PJMTL, yang sebelumnya di adakan tahun 2007 dan 2009 lalu.

Tema yang Stadium General kali ini dibahas oleh empat pembicara diantaranya dari Juniardi Ketua KIP Lampung, Budisantoso Budiman dari LKBN Antara, Widodo dari redaksi Lampung Post, serta Muhtar Hadi selaku Puket I STAIN. Keempat pembicara tersebut dipandu oleh Imam Mustafa sebagai moderator yang merupakan kolomnis dan dosen STAIN.

“ Keterbukaan informasi dan pers yang merdeka, bila disalahgunakan akan bisa menghancurkan semuanya, mengacam kerja para jurnalisnya, termasuk mengancam masa depan kemerdekaan pers itu sendiri. Kerja sebagai pers bagi jurnalis professional adalah sebuah bisnis idealisme, berbisnis komersial atas dasar kepecayaan (Credibility Business),” Ungkap Budiman, Redaktur eksekutif-Manager Portal: antaralampung.com. 

Sebagai penguat jawaban masalah keterbukaan Informasi, Juniardi menambahkan tentang peran dan funggsi pers, yaitu menyampaikan atau memberikan dan menyebarluaskan informasi yang benar sebagi hak publik (hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar/ to inform, right to know the right thinks), menghibur publik (to entertain), menjadi sarana pendidikan (to educate) menyampaikan kritik dan kontrol sosial. Hal ini sebagai dasar pentingnya Pers umum atau Pers Mahasiswa hadir di hadapan masyarakat.

“ Karenanya marilah kita semua menjaga, memelihara dan terus mengembangkan kebebasan dan kemerdekaan pers serta keterbukaan ini seterusnya, sepanjang massa dengan menyingkirkan para penumpang gelap  didalamnya yang berupaya terus menangguk untung dari kerugian bagi pers dan jurnalis professional maupun publik sendiri”, harap Budiman. Pilihannya, tetap hidup dengan pers yang merdeka dan bebas tapi harus profesional atau lebih baik mati dengan pers yang selalu dibayangi ketakutan akibat para jurnalis yang menghamba pada kekuasaan dan uang berlimpah. [berti]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar